MANFAAT KOMUNIKASI DI ERA KOMUNIKASI 2.0


Munculnya teknologi web 2.0 telah melahirkan revolusi dibidang Komunikasi. Semula informasi dari website berjalan searah, tapi sekarang semua orang bisa menjadi kreator konten di internet dengan berkembangnya layanan seperti blog dan situs jaringan sosial. Implikasi dari Web 2.0 adalah lahirnya Social Media yang kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam berkomunikasi. Fenomena Facebook dan Twitter menjadi salah satu contoh dimana masyarakat kita saat ini tidak bisa lepas dengan Social Network.
Web 2.0 adalah aplikasi web yang memfasilitasi interaksi yang lebih interaktif (dua arah) dari penyedia/pengisi konten dengan penikmatnya. Aplikasi tersebut selain memungkinkan terjadinya dialog, juga information sharing dari dua belah pihak. Bisa dikatakan dengan aplikasi tersebut  dapat memunculkan dari diskusi hingga kolaborasi.
Dengan munculnya teknologi web 2.0 memberikan efek booming media digital di Indonesia. Menurut mahasiswa Singapore Management University jurusan Corporate Communications yang membuat studi media digital di Indonesia. Jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2011 tela h mencapai 55 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya di nomor 42 juta. Dibandingkan dengan penduduk negeri yang sekitar 240 juta orang, itu berarti 23% Indonesia memiliki tingkat penetrasi internet 23% dan didominasi oleh kota-kota-hanya besar 4,1% terletak di daerah pedesaan. Angka-angka ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan di tahun-tahun mendatang sebagai teknologi menjadi lebih terjangkau. Jumlah orang yang menggunakan perangkat mobile mencapai 29 juta orang. Ini berarti bahwa pengguna internet lebih dari 50% pada perangkat mobile untuk menggunakan Indonesia browsing di internet.

Dalam dunia media sosial Indonesia menempati peringkat ke- 3 pengguna Twitter di dunia dan menempati peringkat ke–2 pengguna Facebook di dunia. Dilihat dari berkembangnya teknologi dapat memeberikan manfaat yang banyak dalam dunia Komunikasi sepert Broadcasting, Advertising maupun Public Relation. Ada banyak contoh pemanfaatan media sosial dibidang Komunikasi yang bisa menjadi referensi kita.
Tony Blank Show, sebuah acara yang tidak asing lagi di jagad youtube acara yang menampilkan wawancara serta penjelasan dari seorang pria yang diduga mengidap schizopernia yang merupakan suatu kondisi kekacauan jiwa serius yang ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan ( psikosis ). Namun acara terebut menjadi tontonan yang menarik di Youtube, kita akan dibuat tertawa oleh acara terrsebut. Lebih dari seratus ribu orang yang menonton acara tersebut setiap episodenya melalui youtube.
Acara seperti Tony Blank Show bisa saja kita jadikan contoh untuk mempromosikan karya atau tugas – tugas kita yang seringkali hanya menjadi tumpukan CD di kamar. Ketika teman – teman yang mengambil konsentrasi Broadcasting membuat tugas program tv kita bisa juga mengupload tugas kita di youtube agar semua orang dapat menonton acara kita.
Sebagai seorang PR ( Public Relation ) dalam era komunikasi 2.0 bersentuhan dengan media (melalui strategi Media Relations), dengan pemerintah (melalui Goverment Relations) dan sedikit bersentuhan dengan konsumen melalui Marketing PR, maka kini mereka harus bersentuhan langsung dengan publik dan konsumen di dunia maya.
Namun sayangnya, Profesional PR masih lamban mengadaptasi perubahan konsumen di era digital ini, terutama yang didorong maraknya Web 2.0, para praktisi PR di Indonesia masih berkutat di Public Relations 1.0 -sebuah strategi PR yang menempatkan middle man, yakni para jurnalis, sebagai penyampai pesan-. Padahal, sesuai dengan konsep 2.0, PR 2.0 memanfaatkan web – web 2.0 untuk mencapai lebih jauh, lebih efektif dan tentunya juga lebih efesien dari segi biaya. PR 2.0 adalah definisi ulang dari kegiatan PR akibat pengaruh teknologi berbasis web dan multimedia. Jadi, PR 2.0 bukan lagi sekadar mengelola jurnalis, tetapi juga mengelola konsumen yang mampu menjadi publisher di dunia maya. Posisi konsumen kini sudah naik pangkat. Mereka tidak lagi sekadar konsumen, tapi juga publisher dan influencer.
Di dunia Advertising, dalam era komunikasi 2.0 konsumen tidak lagi percaya dengan iklan yang konvensional dimana konsumen hanya menerima pesan, konsumen kini lebih percaya apa yang dibicarakan oleh Influencer. Contohnya brand Nexian yang menggunakan Raditya Dika sebagai influencer untuk membicarakan Nexian setiap hari, dengan begitu konsumen akan lebih percaya apa yang dikatakan idolanya dari pada iklan yang mereka tayangkan. Dengan social media kita dapat membangun engagement antara brand dan konsumen.
 Melalui era komunikasi 2.0 kini menjadi senjata yang ampuh untuk menarik konsumen ataupun mempublikasikan karya yang kita buat. Sudah bukan jamnnya lagi kita melakukan komunikasi yang konvensional di era komunikasi 2.0, semuanya dapat kita lakukan dengan mudah dan murah.
 ( Terbit di Mading INKOM )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
. © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here